hands touching the tarot cards on the table

Mengapa Banyak Orang Ketagihan Berkonsultasi Tarot?

Tarot, dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi salah satu alat yang sering dijadikan rujukan oleh banyak orang untuk mendapatkan panduan hidup. Tidak jarang, seseorang yang pernah melakukan konsultasi tarot akan kembali berkali-kali, bahkan ada yang merasa ketagihan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita lihat dari beberapa sudut pandang psikologi dan spiritual.

Tarot dan Efek Plasebo

Dalam dunia psikologi, ada fenomena yang dikenal sebagai placebo effect. Efek ini muncul ketika seseorang merasa lebih baik setelah menjalani sebuah “pengobatan” atau “prosedur” yang sebetulnya tidak memiliki efek medis nyata. Dalam konteks tarot, ketika seseorang mendengar pembacaan kartu yang positif, mereka mungkin merasa tenang atau lebih yakin menghadapi hidup. Sensasi ini mirip dengan efek plasebo: kita merasa lebih baik hanya karena percaya bahwa kita telah menerima panduan yang berharga, meskipun tarot pada dasarnya adalah deskriptif (menggambarkan apa yang ada), bukan preskriptif (memberikan perintah tentang apa harus dilakukan). Oleh karena itu, jika kamu membaca atau mendengar disclaimer dari banyak pembaca tarot, salah satunya adalah pembaca tarot tidak bertanggungjawab atas keputusan apapun yang diambil oleh orang yang berkonsultasi, karena pembaca tarot pada dasarnya hanya menginterpretasikan apa yang sedang terjadi, kemungkinan-kemungkinan, dan memberikan saran, bukan memutuskan untuk kliennya.

Konsultasi Tarot Seperti Terapi?

Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa berkonsultasi tarot serupa dengan terapi. Ketika seseorang mendapatkan pembacaan tarot, mereka tidak hanya mendengarkan nasihat dari pembaca kartu, tetapi juga mencurahkan perasaan dan pikiran mereka. Tarot seolah menjadi ruang aman untuk berefleksi dan merasakan koneksi dengan diri sendiri. Meski pembacaan tarot bukan pengganti terapi psikologis yang resmi, namun sesi ini dapat memberikan rasa nyaman karena menyajikan sebuah narasi yang dapat membantu individu memahami pengalaman hidup mereka.

Tarot dan Archetype Carl Jung

Carl Jung, seorang psikolog terkemuka, menemukan hubungan yang dalam antara tarot dan konsep arketipe (archetype). Dalam pandangan Jung, arketipe adalah pola universal yang terdapat dalam alam bawah sadar manusia dan sering muncul dalam bentuk simbol. Kartu tarot, yang penuh dengan simbolisme, dapat mencerminkan arketipe-arketipe ini, seperti “Sang Pahlawan (The Hero),” “Sang Pesulap (The Magician),” atau “Sang Kekasih (The Lover).” Ketika seseorang melihat dan merenungkan gambar di kartu tarot, mereka dapat memicu respons emosional atau intelektual yang kuat karena kartu-kartu tersebut menggambarkan pola dasar yang ada di dalam diri setiap manusia. Inilah yang umumnya membuat seseorang merasa relatable atau resonate dengan interpretasi yang disampaikan oleh pembaca tarot.

Validasi, Proyeksi, dan Bias dari Pembaca Tarot

Salah satu faktor yang juga membuat seseorang ketagihan berkonsultasi tarot adalah validasi yang diberikan oleh pembaca tarot. Dalam banyak kasus, pembaca tarot dapat secara tidak sadar atau sengaja memberikan informasi yang ingin didengar oleh klien. Fenomena ini dikenal sebagai confirmation bias, di mana pembaca mengarahkan interpretasi kartu sesuai dengan harapan atau kecenderungan klien. Dengan memberikan dukungan yang sesuai dengan apa yang klien inginkan, pembaca tarot dapat menciptakan ketergantungan emosional bagi klien yang merasa “divalidasi” oleh hasil pembacaan tersebut.

Selain itu, proyeksi juga memainkan peran penting. Klien sering kali memproyeksikan keinginan, ketakutan, atau harapan mereka ke dalam hasil pembacaan kartu, dan pembaca tarot bisa saja, dengan atau tanpa sengaja, memperkuat proyeksi tersebut. Pada akhirnya, pembaca tarot yang tidak objektif atau memiliki bias dapat memberikan dukungan yang belum tentu benar atau sesuai dengan kenyataan, tetapi hal ini tetap memberi kenyamanan kepada klien, yang kemudian membuat mereka terus kembali untuk berkonsultasi.

Ramalannya Jitu

Jujur saja, mayoritas orang datang ke pembaca tarot tujuannya adalah untuk meminta ramalan tentang masa depan, baik tentang jodoh, karir, keuangan, hubungan platonik/romantis, dan sebagainya. Pembaca tarot yang memiliki intuisi tajam dan bisa meramal secara jitu dan akurat tidak mudah ditemui, sehingga begitu seseorang mendapatkan ramalan yang terbukti benar dan sama sekali tidak meleset dari seorang pembaca tarot, mungkin ia akan kembali berkonsultasi meminta ramalan dan secara tanpa sadar, ia bergantung pada pembaca tarot tersebut dengan harapan ia akan siap dan sudah mengetahui terlebih dahulu apapun yang akan terjadi di kemudian hari.

“You see, it’s not enough to know what the future is. You have to know what it means.”

Sir Terry Pratchett/Neil Gaiman, Good Omens

Ikhtisar

Konsultasi tarot memang memiliki daya tarik tersendiri, terutama karena kemampuannya dalam memfasilitasi refleksi diri. Meskipun tarot tidak memberikan solusi konkret atau instruksi pasti, pengalaman melihat kehidupan dari perspektif yang berbeda melalui simbol dan arketipe dapat memberi rasa tenang, harapan, atau bahkan jawaban yang kita butuhkan. Pembacaan tarot adalah alat yang bisa membantu kita memahami diri sendiri lebih baik, bukan sesuatu yang memberikan solusi instan untuk setiap masalah, karena pada dasarnya, solusi terbaik berasal dari pemikiran dalam diri kita sendiri. Pembacaan tarot hanya sebagai alat untuk membantu menggali kebijaksanaan diri tersebut. Namun, kita juga perlu berhati-hati dengan proyeksi diri dan bias yang mungkin muncul dari pembaca tarot yang tidak selalu memberikan kebenaran, tetapi apa yang kita ingin dengar.


NO BS & NO BIAS

Pembacaan Tarot yang netral dan fokus menggali potensimu

Bersama Neko, sesi pembacaan tarot mengajakmu untuk melihat dan memahami lebih luas dan dalam tentang hal yang kamu tanyakan secara apa adanya, tanpa filter untuk mempermanis.

Similar Posts